CERITA DI BALIK KELASTARIAN DESA SUNGAI TOHOR
Sungai tohor
adalah ibu kota dari kecamatan tebingtinggi timur kabupaten kepulauan meranti
riau, adapun ibu kota dari kabupaten ini adalah selatpanjang. Selat panjang
merupakan kota yang menjadi transit transfortasi laut dari pekan baru menuju
pulau batam atau tanjung balai karimun dan sebaliknya.
Kecamatan
tebing tinggi timur kepulauan meranti provinsi riau merupakan pusat penghasil
sagu pada era1950 an, Pohon rumbia yang berumpun dengan akar
rimpang yang panjang dan bercabang-cabang ini tumbuh subur di kecamatan tebing
tinggi timur. Dimana kecamatan ini sebagian wilayahnya adalah rawa air
tawar gambut. Tentu saja, jumlah tanaman sagu atau rumbia yang melimpah
tersedia dari ekosistem hutan gambut primer.
Saat ini
kondisi ekosistem pulau ini terus mengalami penurunan kualitas dan kuantitas
keberadaan tanaman rumbia terancam saat pemerintah daerah membagun kanal
sepanjang 4 km , lebar 2 meter dengan kedalamn 3 meter pada tahun 2006, dalam
rangka mempercepat pembagunan infrastruktur jalan desa . pembagunan tali air
atau kanalisasi di butuh kan agar jalan desa yang dibangun diatas lahan
bergambut memiliki pondasi yang kokoh. Sayangnya, pembagunan kanal tidak di
lengkapi degan pembagunan dam atau overflow (istilah petani. Red) sehingga air
laut asin masuk dan merusak tananman rumbia.
Wak
nung,abdul manan, nawi,supian,mas nur lebih dari 50 orang pemilik tanaman
rumbia mengeluhkan rusaknya rumbia akibat masuknya air asin. Pada tahun 2000
kondisi tanaman masih bagus, memburuk saat pemda membagun kanal pertama tahun
2006, dan berikutnya banyak tanaman rumbia yang mati saat perusahaan membuat
kanal. Batang tanaman memendek pertumbuhannya, dalam satu rumpun tidak lagi
tumbuh tunas, disusul mati karna kekerigan. Diperkirakan jumlah tanaman rumbia
yang menderita dan mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar