sungai tohor

sungai tohor
kabupaten kepulauan meranti,Riau
Powered By Blogger

BERITA

Kamis, 11 Desember 2014

Cerita Dibalik Kelestarian Desa Sungai Tohor


CERITA DI BALIK KELASTARIAN DESA SUNGAI TOHOR

Kebun Sagu Masyrakat Desa Sungai Tohor Terbakar


Sungai tohor adalah ibu kota dari kecamatan tebingtinggi timur kabupaten kepulauan meranti riau, adapun ibu kota dari kabupaten ini adalah selatpanjang. Selat panjang merupakan kota yang menjadi transit transfortasi laut dari pekan baru menuju pulau batam atau tanjung balai karimun dan sebaliknya.

Kecamatan tebing tinggi timur kepulauan meranti provinsi riau merupakan pusat penghasil sagu pada era1950 an, Pohon rumbia yang berumpun dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-cabang ini tumbuh subur di kecamatan tebing tinggi timur. Dimana kecamatan ini sebagian wilayahnya adalah rawa air tawar gambut. Tentu saja, jumlah tanaman sagu atau rumbia yang melimpah tersedia dari ekosistem hutan gambut primer.
Saat ini kondisi ekosistem pulau ini terus mengalami penurunan kualitas dan kuantitas keberadaan tanaman rumbia terancam saat pemerintah daerah membagun kanal sepanjang 4 km , lebar 2 meter dengan kedalamn 3 meter pada tahun 2006, dalam rangka mempercepat pembagunan infrastruktur jalan desa . pembagunan tali air atau kanalisasi di butuh kan agar jalan desa yang dibangun diatas lahan bergambut memiliki pondasi yang kokoh. Sayangnya, pembagunan kanal tidak di lengkapi degan pembagunan dam atau overflow (istilah petani. Red) sehingga air laut asin masuk dan merusak tananman rumbia.
Wak nung,abdul manan, nawi,supian,mas nur lebih dari 50 orang pemilik tanaman rumbia mengeluhkan rusaknya rumbia akibat masuknya air asin. Pada tahun 2000 kondisi tanaman masih bagus, memburuk saat pemda membagun kanal pertama tahun 2006, dan berikutnya banyak tanaman rumbia yang mati saat perusahaan membuat kanal. Batang tanaman memendek pertumbuhannya, dalam satu rumpun tidak lagi tumbuh tunas, disusul mati karna kekerigan. Diperkirakan jumlah tanaman rumbia yang menderita dan mati

Selasa, 09 Desember 2014

CAMAT DAN MASYRAKAT SUNGAI TOHOR MENGINPIRASI BUPATI MENGADAKAN PESTIVAL SAGU NASIONAL





Camat 3T Menggolek Tual Perdana Pada FESTIVAL SAGU Kec.Tebing Tinggi Timur Kab.Kep Meranti - Riau, 18 Januari 2014.


Pemkab Meranti Segera Gelar Festival Sagu Nasional

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan meranti akan menggelar festival sagu nasional pada Maret nanti.

‘’Ini kesempatan kita untuk memperkenalkan tanaman sagu, khususnya sagu Meranti sehingga bisa lebih mendunia. Apalagi kita sebagai pelopor kegiatan ini,’’ kata Bupati Drs Irwan Nasir MSi, Ahad (26/1).

Menurutnya iven nasional itu nantinya akan dilaksanakan di Jakarta. Kenapa di Jakarta, Irwan menilai dengan penyelanggaran di ibukota negara, maka akan semakin banyak peluang yang akan didapat Meranti nantinya.

‘’Termasuk akan menaikkan nilai jual sagu yang ada di Meranti. Jika dari Papua dan Kabupaten Sergei Sumut sudah belajar ke Meranti, maka nantinya bisa saja dari luar negeri juga akan datang untuk melihat keunggulan sagu Meranti dari sagu lainnya yang ada di belahan dunia ini. Untuk itulah kita menggagas iven ini untuk terus mempromosikan sagu dan daerah kita untuk kemajuan daerah sendiri,’’ jelasnya.

Orang nomor satu di Kepulauan Meranti itu menuturkan sagu sebagai komoditas utama dari perkebunan Kepulauan Meranti dipastikan terus berkembang dan diharapkan menjadi yang terbaik di dunia nantinya.

Melalui festival sagu nasional itu sendiri nantinya akan diperkenalkan sejumlah makanan turunan yang sangat variatif kepada Indonesia.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kepulauan Meranti, Ir Mamun Murod MM MH, menambahkan dalam pelaksanaan festival sagu nasional tersebut juga sudah mendapatkan dukungan pemerintah pusat.

Pihaknya juga sudah beberapa kali melakukan rapat koordinasi dengan Dirjen Perkebunan dalam upaya menyukseskan kegiatan tersebut.

‘’Nantinya kita akan mengundang sejumlah daerah lain yang juga memiliki potensi sagu. Dalam festival sagu itu menjadi kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan seluruh produk yang dihasilkan dari tanaman sagu. Bukan hanya tepung sagu saja, tapi juga bagian lain dari batang sagu yang sudah diolah dan menjadi nilai ekonomis juga akan ditampilkan untuk membuka mata Indonesia, sagu Meranti layak menjadi yang terbaik saat ini,’’ terangnya.





Kamis, 04 Desember 2014

kisah anak kerja keras ingin melanjutkan pendidikan

kisah anak yang kerja keras demi melanjutkan pendidikan 


                                      afrizal alias piyi lagi mengupas tual sagu

Sungai tohor- panas teriknya matahari di siang hari seorang anak menyusuri jalan sentosa yang penuh keramaian sambil memikul kapak yang ukurannya 20 kali lipat dari badannya.keringat yang membasahi baju kaosnya yang tampak kusam.seakan-akan memberi isyarat betapa banyak energi yang telah di keluarkan mengupas tual sagu/rumbia. Seorang bocah buruh sagu,namun kehidupan yang memaksanya untuk menjalani rutinitas sebagai pengupas tual sagu karna memang tiada pilihan untuk berpaling. Afrizal (12) yang akrab di pangil piyi anak pertama dari tiga bersaudara.merupakan satu dari ribuan anak-anak di desa sungai tohor yang harus berjuang bekerja keras dan membanting kan tulang untuk membantu kedua orang tuanya bekerja sebagai pengupas tual sagu,bukan pilihan yang menggenakan.namun perjalanan hidup keluarganya membuat pelajar kelas 5 sd 20 sungai tohor ini harus mengambil pilihan ini. Kurang mampu keluarganya menyekolahkan piyi menyebabkan dia nekat untuk berkerja keras agar mencapai cita-citanya. Meskipun kekuatan dan usianya tak sebanding dengan beban rutinitas yang dijalaninya. '' Saye harus bantu kedua orang tua bekerja untuk membeli peralatan sekolah seperti buku dan pensil. Sedang kan bapak saye buruh sagu juge gajinye pas makan sehari-hari kalaw saye tak bekeje maka depan saye suram tanpa ilmu tutur piyi mengawali ceritanya. Piyi merupakan salah satu anak melayu ingin bekerja sebagai pengupas tual sagu demi meraih mimpinya bisa melanjut kan sekolah layaknya anak-anak lain. Meskipun berjuang dengan agak malu karna bau badanya(rendah diri red) dan memeras tenaga untuk membantu orang tua. Semagat piyi tak pernah luntur walau pun selalu di ledekkan teman sebayanya. Berjalan kaki menyusuri jalan sentosa untuk menuju kilang sagu sudah menjadi rutinitasnya setiap hari pas pulang sekolah. Piyi berjuang keras mengupas tual sagu demi lembaran rupiah. Piyi di upah Rp 1000 rupiah / tual sagu pas pulang sekolah dia bisa mendapatkan 10-15 tual.Kalau hari libur bisa mendapatkan 15-20 tual dengan upah 1000 ruiah. Piyi tak harus kehilagan masa indah anak-anaknya meskipun libur. Tak pernah bermain bersama layaknya anak-anak lain di desa sungai tohor.hari libur dia menghabiskan waktu di kilang sagu untuk mengupas tual sagu.walaw pun tidak ada sagu mau di kupaskan dia menghabiskan waktu di rumah membantu ibunya bersih-bersih halaman rumah. Kemiskinan membuat piyi berjuang keras untuk bisa melanjutkan sekolah. Bukan dia tak mau bermain, tapi jerat kemiskinan membuatnya harus mengguburkan keiginan untuk bermain layaknya anak-anak lain. Keadaan yang memaksa untuk menghabis kan waktu luangnya memegang kapak untuk mengupas tual.menyusuri jalan penuh keramaian dengan jalan berlubang-lubang seakan memberi harapan untuk menuju sukses. Setiap ajakan teman-temannya utuk bermain selalu dijawabnya dengan sebuah jawaban yang tegas dan pasti " saya mau pergi ke bansal sagu untuk mengopek tual sagu" kata piyi sambil berlalu memikul kapak dengan ukuran besar. Dan kemudian pergi ke kilang sagu milik pak abdul manan masyrakat desa sungai tohor. Menjadi saksi bisu satiap ayunan kapak mengenai kulit tual sagu hinga magrib menyapanya (rio susanto)