bg azri dan tika @fhoto_rio.s |
Sebelum saya mulai, saya mau tanya dulu. Siapa di sini yang belum pernah disuruh nyuci piring sama orangtuanya? Yang merasa belum pernah, kemungkinannya cuma tiga, kamu punya asisten rumah tangga, kamu dimanjain sama ortumu (kemungkinan sih kamu juga anak tunggal), atau kamu gak punya piring di rumah (kasihan ). Buat yang lainnya, kalian pasti pernah disuruh nyuci piring atau harus cuci piring sendiri, dan rasanya, banyak yang malas ngelakuinnya. Emang sih, prosedurnya cuma siram-gosok-sabun-siram-gosok-keringkan, tapi pada penerapannya gak sesimpel itu. Habis disabunin, piringnya gak langsung bersih. Kita harus gosok lagi piringnya biar sisa makanan yang nempel di piring bisa lepas. Belum lagi kalau piringnya bekas dipakai buat naruh makanan yang berminyak. Ini lebih ngeselin lagi daripada sisa makanan yang menempel, soalnya minyak di piring gak kelihatan langsung, jadi harus teliti bersihinnya. Minyak juga lebih susah hilang, jadi sabunnya harus lebih banyak biar minyaknya terangkat dari piring. Saya biasanya nyabunin normal dulu, trus digosok. Kalau masih berminyak, saya tambahin sabunnya khusus di area yang berminyak. Niscaya minyak yang menempel hilang seketika. Karena itu, tunggu apa lagi, ayo beli sabun cuci piringnya sekarang, hanya 500 rupiah per sachet! *eh Setiap orang pasti punya tekniknya sendiri buat bersihin piring kotor, entah nambahin jumlah sabunnya dari awal, direndam dulu piringnya biar kotorannya terangkat, atau cara-cara lainnya. Biarpun caranya berbeda, tujuannya tetap satu, membuat piringnya bersih seperti semula.
Tulisan kali ini ditujukan buat semua pembaca, tapi lebih dikhususkan buat kalian yang udah, ehm, pacaran. Yang masih single jangan berhenti baca dulu, soalnya ini bisa kalian gunakan waktu kalian pacaran nanti.Single bukan berarti kalian gak laku, kok, tapi artinya kalian belum dapat yang pas aja. Sabar ya *pukpuk Pacaran yang sehat bisa diibaratkan seperti tumpukan piring bersih yang ada di lemari atau dimanapun kamu nyimpen piring bersih. Kelihatan bersih, rapi, dan bisa jadi contoh buat orang lain. Kalau gaya pacaranmu sehat, temen-temenmu pasti seneng juga lihatnya, dan mungkin juga menjadikan hubungan kalian sebagai panutan buat hubungan mereka dengan pacarnya masing-masing. Tapi, pacaran yang baik terus itu gak mungkin kalian alami selama kalian masih hidup di Bumi (setau saya sih. Buat alien yang baca ini dan merasa pacarannya juga sering berantem, tolong email saya). Ada saatnya kalian berantem dengan pacarmu. Kalian juga gak mungkin percaya 100 persen kalau pacarmu gak mungkin selingkuh, jadi rasa cemburu pasti sesekali muncul. Itu semua wajar, kok. Berantem dikit bukan berarti kalian udah gak cocok lagi. Cemburu dikit juga normal, karena itu artinya kamu masih sayang sama pacarmu. Cuman, masalah kayak gini gak boleh dibiarin terus. Masalah-masalah kecil dalam pacaran ini seperti sisa makanan dan minyak yang nempel di piring. Awalnya kelihatan gampang dibersihin, tapi kalau dibiarin, bisa nempel dan susah dicuci. Masalahnya bakal lebih susah dibersihin kalau udah melibatkan orang ketiga. Mereka seperti minyak yang sulit dideteksi. Dicuci sekali pun belum tentu bersih sempurna, jadi bisa menimbulkan masalah lagi kalau gak dibersihkan secara tuntas.
Masalah yang kalian hadapi waktu pacaran harus diselesaikan sesuai dengan jenis masalahnya. Ada masalah yang bisa langsung diselesaikan.
tumpukan piring @photo_intenet |
Jenis masalah seperti ini mirip dengan sisa makanan yang ada di piring waktu kalian baru selesai makan. Emang makanannya bikin kotor piring, tapi masih belum menempel di piring, jadi lebih baik dibersihkan secepatnya biar kotorannya hilang. Contoh masalah yang seperti ini adalah pacarmu ngelihat kamu jalan sama sepupumu yang datang dari luar kota, tapi dia mikirnya kamu jalan sama cewek atau cowok lain. Solusinya ya dijelasin aja baik-baik sama dia, atau kamu ngabarin ke dia dulu sebelum jalan sama sepupumu. Ada juga masalah yang agak sulit diselesaikan, seperti kamu lupa ultah pacarmu. Lupa itu wajar, tapi biasanya dia nganggap kamu gak perhatian sama dia. Solusinya ya beliin dia hadiah yang khusus sambil minta maaf ke dia. Hadiahnya juga harus yang beda, biar dianggap niat. Misalnya, pacarmu suka sama FC Barcelona. Kamu beliin lah dia 3 tiket PP Indonesia-Spanyol, trus beliin juga 3 tiket nonton pertandingannya Barca. Mungkin kamu bertanya, “Kok 3? Bukannya 2 aja cukup?” Satunya buat saya, soalnya saya juga suka Barca Setelah kamu beliin hadiah dan minta maaf ke dia, kadang dia gak langsung baik lagi sama kamu. Sebetulnya, dia udah maafin kamu, cuma dia mau lihat sejauh mana sayangnya kamu sama dia. Masalah jenis terakhir adalah masalah yang paling sulit diselesaikan, yaitu masalah yang kamu diamkan aja. Beberapa orang beranggapan kalau masalah yang mereka temui itu cukup didiamkan aja, nanti juga ilang sendiri. Mereka gak sadar (atau pura-pura gak sadar?) kalau masalahnya gak hilang dengan didiamkan aja. Gak percaya? Coba deh jalan ke kebun binatang, terus cari kandang singa, habis itu masukin tanganmu ke dalam dan tutup mata. Singanya nggak ilang, tangan kamu yang ilang satu. Masalah kayak gini awalnya gak bikin masalah lagi setelah didiamkan, tapi lama kelamaan muncul lagi, bahkan menimbulkan masalah baru, seperti panci yang direndam air kelamaan dan berbau bangkai. Masalah yang cuma diselesaikan setengah hati juga bisa masuk ke kategori ini. Cara menyelesaikan masalah gini cuma satu, kamu cari sumber masalahnya dan selesaikan sampai tuntas. Memang, penyelesaiannya lebih susah daripada masalah yang ringan, tapi itu kembali ke kamunya lagi, mau gak berusaha buat ini. Kalau kamu udah ngerasa, “Nggak ah, cuciannya udah terlalu kotor, gak bisa bersih seperti semula lagi” atau, “Selama pacaran, kok cuma saya yang cuci piring? Giliran dia kapan? Masa saya terus yang salah?”, mendingan putus daripada sakit hati di belakang. “Putus? Elu sih gampang ngomong putus, kan bukan elu yang pacaran.” Saya sih cuma bisa kasih saran, soalnya saya juga gak kenal sama kamu dan pacarmu, tapi menurut saya, pacaran itu harus diperjuangkan sama dua orang, bukan salah satunya aja. “Tapi gimana ya, siapa tahu dia itu the one buat saya.” Coba aja dulu selesaikan masalahmu. Kalau gak ada tanda-tanda dia mau usaha buat nyelesaikan masalahnya, berarti dia bukan yang terbaik buat kamu. Tapi, kalau dia juga perhatian dengan hubungan kalian, berarti kamu bisa ngelanjutin usahamu nyuci “piring” hubunganmu. Gak mudah memang, tapi lihat sisi positifnya. Kamu belajar untuk gak mendiamkan masalah lagi dan kamu jadi tahu pacarmu juga serius ngejalanin hubungan sama kamu. Selain itu, hubungan kalian juga tambah kuat, karena masalah yang besar sekalipun bisa kalian hadapi bersama-sama sampai masalahnya selesai. Suatu saat, waktu kalian udah pacaran lama, bahkan sampai nikah nantinya (amin), kalian bakal ngingat lagi masa-masa kalian “nyuci piring” bersama, tapi kalian gak cuma ingat susahnya masa itu. Kalian bakal bilang, “Pacaran itu emang gak gampang, banyak masalahnya, tapi karena jalaninnya sama kamu, masalah pun jadi kayak ada manis-manisnya gitu (rio-s----@blogmetaforacintabojan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar